
aksi iklim global yang menargetkan penurunan emisi karbon hingga 1 gigaton CO2 pada 2030.
Melalui tema “Kekuatan Kita, Planet Kita”, lembaga riset internasional itu menyoroti peran sektor pertanian dalam mengatasi krisis iklim.
Salah satu fokus utamanya adalah pemberdayaan petani kecil, reformasi sistem perairan, serta perbaikan lanskap pertanian agar lebih adaptif terhadap perubahan iklim.
“Beberapa cara yang kami lakukan termasuk memperkuat kapasitas petani, membenahi tatanan lanskap, dan menerapkan sistem irigasi yang tangguh serta rendah emisi, yang disesuaikan dengan kondisi lokal,” demikian berdasarkan pernyataan resmi CGIAR, sebagaimana dikutip dari cgiar.org pada Senin (21/4/2025).
Upaya awal telah dilakukan di Afrika Timur, di mana lebih dari 1.000 petani kecil mulai mengadopsi praktik pertanian cerdas iklim.
Teknik ini memungkinkan tanaman bertahan di tengah kekeringan sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan masyarakat lokal yang kerap dilanda kekeringan.
Selain itu, CGIAR membuka pendanaan iklim sebesar 15 miliar dollar AS untuk menjangkau 38 juta petani kecil di 30 negara.
Program ini juga mencakup 18 proyek bilateral senilai 84 juta dollar AS yang bertujuan menurunkan emisi dari sektor peternakan dengan tujuan menjangkau lebih dari satu juta orang.
Proyek tersebut selain ditargetkan untuk memangkas emisi karbon dunia pada tahun 2030, juga untuk memberikan dampak positif bagi pengelolaan air dan keanekaragaman hayati.
Sebagai informasi, ada beberapa program lainnya yang direncanakan oleh CGIAR seperti melestarikan keanekaragaman hayati dengan solusi berbasis alam, memberdayakan masyarakat untuk perubahan berkelanjutan dan merencanakan masa depan dengan prinsip berkelanjutan.