KUBET – Hidrogen Butuh Waktu, Gaikindo Minta Pemerintah Fokus Bahan Bakar Nabati

Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40

Lihat Foto

biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) dan kendaraan yang menggunakan jenis bahan bakar tersebut.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (20/4/2025).

Dia mengemukakan hal itu ketika dimintai tanggapan mengenai pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ihwal wacana pemberian insentif untuk pengembangan mobil hidrogen apabila ada investor yang tertarik menanamkan modal.

Menurutnya, dibandingkan hidrogen yang membutuhkan waktu untuk pengembangannya, BBN lebih teruji apabila tujuannya mencapai net zero emission (NZE) atau nol emisi.

“Untuk saat ini fokus yang sudah teruji. Kalau tujuannya mau nol emisi, untuk mencapai itu jangan lompat terlalu jauh ke hidrogen, karena itu memerlukan teknologi yang berbeda,” kata Kukuh.

Kukuh mengatakan, pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen membutuhkan dukungan sumber daya, teknologi, dan infrastruktur, yang saat ini masih jauh dari kata siap.

“Perlu kajian yang menyeluruh, jangan sampai nanti kita mendorong orang (investor) masuk ke sini, tapi kemudian pasokan hidrogennya tidak ada. Itu betul-betul perlu kajian yang komprehensif,” papar Kukuh.

Dia mencontohkan upaya penggunaan gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) dan gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) pada armada bus dan truk.

Penggunaan dua sumber energi tersebut akhirnya terhenti karena tidak ada kesinambungan pasokan bisa dijadikan sebagai pelajaran.

Kukuh mengatakan, pemerintah lebih baik mengikuti peta jalan yang sudah dibuat untuk mencapai target NZE tahun 2060.

Ia menyampaikan, peta jalan menuju NZE mencakup peningkatan penggunaan BBN atau biofuel seperti biodiesel B40 dan bioetanol E5.

“Kemudian, kalau kita mau menuju BEV (kendaraan listrik berbasis baterai), itu ada pilihannya. Misalnya, sebelum sampai ke elektrik, dari bahan bakar konvensional saja kita bisa kembangkan ada biofuel, ada biodiesel, ada bioetanol,” katanya.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *