KUBET – BRIN Kembangkan Finebubble, Tingkatkan Produktivitas Pertanian dan Peternakan

Jalur pematang sawah menuju Bledug Kramesan, Rabu (16/4/2025).

Lihat Foto

BRIN mengembangkan finebubble untuk meningkatkan produktivitas dan peternakan.

Kepala PRMC BRIN, Yanuandri Putrasari, mengatakan teknologi itu mampu menambah penyerapan nutrisi tanaman, mempercepat pertumbuhan akar, hingga meningkatkan fotosintesis.

Finebubble adalah gelembung udara berukuran sangat kecil yang dapat bertahan lama dalam zat cair contohnya air, dan memiliki karakter khusus seperti luas permukaan yang besar dan kemampuan untuk menembus pori-pori mikro jaringan tanaman dan hewan,” kata Yanuandri dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

Menurut dia, finebubble juga mengurangi penggunaan pupuk, serta mendukung pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Sedangkan di sektor peternakan, penggunaannya diklaim memperbaiki kualitas air, menurunkan kadar bakteri patogen, dan mendukung kesehatan dan produktivitas hewan.

“Teknologi ini juga berpotensi diaplikasikan dalam sistem pembersihan kandang dan pengolahan limbah peternakan maupun limbah cair secara lebih efisien,” ucap Yanuandri.

Peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University, Aris Purwanto, memaparkan bahwa finebubble merupakan ilmu baru. Teknologi ini dikembangkan untuk riset nanobubble, gelembung gas berukuran nano.

“Karena teknologi ini, nanobubble dapat meningkatkan oksigen terlarut, mendukung ekosistem perairan, dan membersihkan air dari kontaminan serta polutan berbahaya gelembung ultra halus,” ucapnya.

Finebubble dengan tambahan ozon dinilai potensial dalam proses pasca panen, seperti membersihkan residu pestisida dan menambah masa simpan produk lebih dari dua kali lipat. Teknologi itu digunakan untuk mengolah limbah tambak udang, air irigasi, hingga menghasilkan perbaikan kualitas air yang memenuhi standar lingkungan.

“Teknologi finebubble merupakan inovasi berbasis sains terapan yang sangat potensial untuk diterapkan secara luas dalam mendukung sistem pertanian dan akuakultur berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Aris.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *